Jatim Surplus, Komisi B Kembali Tegaskan Tolak Impor Beras

 

Surabaya, (Suryamjo.com) – Rencana pemerintah untuk mendatangkan impor beras dari Thailand dan Vietnam yang diperkirakan akan datang ke Indonesia jelang Lebaran tahun ini ditolak Komisi B DPRD Jatim.

Ketua Komisi B, Ach. Firdaus Febrianto ditemui di DPRD Jatim, Senin (21/5/2018) mengatakan bahwa Lebaran nanti kementerian Perdagangan rencana akan impor beras tahap dua. Oleh karena itu Komisi B minta Pemerintah Provinsi Jatim agar tetap tegas menolak beras impor tersebut. Karena saat ini Jatim masih surplus atau stoknya masih aman untuk beras lokal.

“Sudah ada sinyal dari Kementerian Perdagangan akan mendatangkan 500 ribu ton ke Indonesia tahap kedua. Ini sangat mengganggu perekonomian terutama di Jatim,” ungkap Firdaus Politisi asal Fraksi Gerindra Jatim.

Maka itu pihaknya, berharap jangan sampai beras import tersebut bocor masuk ke Jawa Timur menjelang Lebaran tahun ini. “Memang Jatim ini sebagai tempat transit saja, tapi jangan sampai keluar di Jawa Timur, dan Komisi B berharap agar Pemerintah tetap mengutamakan kebutuhan bahan pokok dari petani lokal, sehingga produk petani Lokal jadi laku di dalam negeri,”ujarnya.

Pihaknya juga meminta kepada OPD (Organisasi Perangkat Darerah) Pemprov Jatim memperketat pengawasan jangan sampai beras import tersebut masuk Jatim. “OPD Disperindag harus mengakses dengan Kementerian Pusat untuk mengetahui jalur-jalur lewat mana saja beras import tersebut sebagai antisipasi bocor masuk Jatim,”tegasnya.

Anggota Komisi B DPRD Jatim Subianto menambahkan, sesuai data yang ada, ada sekitar 5 ribu hektar lahan pertanian yang akan panen. Artinya tidak kurang ada 23 ribu ton beras di Jatim akan dipanen pada awal tahun 2018. Sehingga sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan beras di Jawa Timur, hingga enam bulan ke depan.

Baca juga  Pimpin Patroli Sepertiga Malam, Kapolres Jombang Bagikan Sahur Kepada Masyarakat dan Imam Safari Kaltim Subuh

“Jadi tidak ada alasan Jatim sebagai wilayah surplus untuk dijadikan bongkar muat beras impor. Jelas ini sangat merugikan petani, karena NTP akan turun seiring gempuran beras impor,” ujarnya. (Febe Ertin/Yoni Alfiansyah)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *