Wow, Polwan Polres Trenggalek Belajar Bahasa Isyarat. Untuk Apa? Simak Liputannya
Trenggalek, (Suryamojo.com) – Seorang polisi wajib mempunyai kemampuan dasar komunikasi yang baik. Kemampuan ini bermanfaat saat seorang polisi berhadapan langsung dengan masyarakat baik pada tataran preemtif, preventif maupun represif.
Namun bagaimana jika yang dihadapi merupakan penyandang difabel atau tuna wicara ? sementara Polisi secara umum tidak memiliki kemampuan tersebut. Beruntung di kabupaten Trenggalek terdapat sebuah sekolah luar biasa (SLB) Kemala Bhayangkarai 1 Trenggalek yang notabene adalah dibawah naungan Polres Trenggalek.
Menanggapi hal tersebut, jajaran Satlantas Polres Trenggalek mengirimkan 3 orang Polwan terbaiknya untuk mengikuti kursus kilat bahasa isyarat dibawah bimbingan seorang guru SLB yang memang memiliki kompetensi tersebut. Rabu (21/03)
Kasatlantas Polres Trenggalek AKP Ricky Tri Dharma, S.H., S.I.K., menuturkan, pihaknya sengaja mengirimkan tiga srikandinya, Bripda Dyah Ayu, Bripda Hanifah dan Bripda Mayla belajar bahasa isyarat. Menurutnya, dilapangan tidak menutup kemungkinan bertemu dengan masyarakat difabel yang tentunya membutuhkan keahlian khusus.
“Bahasa isyarat adalah kompetensi baru yang harus dikuasai oleh petugas. Sehingga saat bertemu dengan saudara-saudara kita yang memiliki keterbatasan kita bisa membantu maksimal.” tutur AKP Ricky
“Demikian pula dalam hal pencegahan pelanggaran atau kejahatan. Sering kali para pelaku menyamar sebagai orang bisu sehingga petugas yang dilapangan kesulitan untuk mengambil langkah karena terhambat masalah komunikasi. Atau jika dibutuhkan bisa diperbantukan ke satuan lain, misal penyidikan dimana salah satu subjek yang diperiksa atau di butuhkan keterangannya adalah penyandang tuna wicara” imbuhnya
Ditemui terpisan, Bripda Hanifah salah satu Polwan yang ditunjuk mengikuti kursus kilat bahasa isyarat mengatakan, bahasa isyarat merupakan hal baru baginya. Meskipun demikian dirinya sangat antusias mengikuti kursus kilat tersebut.
“Dulu sering penasaran kalau lihat di TV ada yang menyampaikan berita menggunakan bahasa isyarat. Setelah tahu sedikit-sedikit malah tertantang untuk mempelajari lebih dalam. Jadi, selain bermanfaat dalam tugas juga agar kita bisa berkomunikasi dengan saudara-saudara kita tuna wicara.” Ucap Bripda Hanifah
Masih kata Bripda Hanifah, kursus kilat dilaksanakan dua kali dalam seminggu dengan durasi 2 jam tiap pertemuan. Dirinya menargetkan dalam waktu maksimal 3 bulan harus sudah benar-benar menguasai bahasa isyarat dengan baik dan benar (Febe Ertin/Yoni Alfiansyah)
Komentar Terbaru